Menang, kalah, semua hal, ada karena punya arti. Dengan berjuang untuk menang, kita akan berusaha memperbaiki diri, menjadi pribadi yang lebih baik dari masa lalu. Lalu kalau akhirnya kalah, apakah semuanya sia-sia saja? Malah jadi lebih buruk? Tidak, tentu, malah dengan kekalahan kita jadi tahu kelemahan kita. Persaingan, pertandingan, dan segala perlombaan, akan membuat kita tahu kelemahan yang ada pada diri kita sendiri, yang mungkin sebelumnya belum pernah kita sadari. Untuk jadi lebih baik, kita harus belajar dari yang lebih hebat. Maka takkan ada rasa menyesal karena kalah. Apalagi merasa dipecundangi.
Bagaimana dengan kemenangan? Kemenangan adalah sebuah penghargaan nyata atas usaha kita. Apakah itu sebuah bukti bahwa diri kita lebih baik dari yang lain? Tentu ya. Tetapi yang perlu disadari bahwa menang bisa jadi barang memabukkan. Meski waktu bertanding kita sadar akan kekurangan, tapi kalau menang kita bisa lupa diri, lupa akan kekurangan yang kita ingat tadi, lalu hanya merasa yang paling hebat. Jika demikian maka sebuah kemenangan tak mempunyai arti lebih baik dari sebuah kekalahan. Ada sudut pandang lain yang lebih baik dalam memandang kemenangan. Yaitu ketika tahu bahwa kemampuan kita lebih tinggi dari semua orang, apakah kita perlu kemenangan hanya untuk mengingatkan kembali bahwa kita yang paling hebat? Misal seorang grand master catur sedang melawan seorang pecatur muda berbakat. Apakah ia mengalahkan pemuda itu hanya untuk sebuah deklarasi kembali kehebatan dirinya? Tidak bukan? Ia tidak hanya sekedar mengalahkan, tetapi mengalahkan untuk mengajari, untuk memberi tahu kelemahan si pecatur muda. Jika kita bisa memandang kemenangan demikian, maka kita sudah melangkah lebih maju dari sebuah pemahaman biasa ke penyelaman arti dan makna.
Yang terakhir tersisa hanyalah sikap besar hati, kalah dan menang punya satu makna tersendiri. Sungguh tak ada hal diciptakan dengan sia-sia, melainkan ada karena punya makna. Berusahalah agar hari esok lebih baik dari hari sekarang dan hari sekarang lebih baik dari hari yang lalu! Bukankah itu yang selalu dinasehatkan?
from : ffin.blogspot.com