Penamaan Maenpo Cikaret adalah mengaju kepada lokasi dimana maenpo ini berkembang, yaitu di desa Cikaret, Cianjur
Maenpo Kari Cikaret atau yang lebih dikenal dengan sebutan Maenpo Cikaret adalah salah satu aliran Silat yang sudah langka. Langka di sini dalam arti praktisi yang menguasai aliran ini secara lengkap bisa dihitung dengan jari.
Walaupun namanya Maenpo Kari Cikaret, akan tetapi unsur yang membentuk maenpo ini bukanlah hanya aliran Kari saja, akan tetapi ada 2 aliran lain yang membentuk Maenpo ini, yaitu aliran Sabandar dan aliran Madi.
Di dunia persilatan, istilah “Sabanda-Kari-Madi” sangatlah populer, tidak hanya perguruan silat di jawa barat saja yang memakai istilah ini di dalam slogan perguruannya, akan tetapi perguruan-perguruan di luar Jawa Barat pun memakai istilah ini.
Sabandar Kari Madi sebenarnya adalah tiga aliran silat berbeda yang berdiri sendiri. Sabandar adalah aliran silat yang mempunyai Jurus yang sangat halus, sifatnya ngarubah tangtungan atau merusak keseimbangan lawan. Kari adalah aliran silat yang sangat keras, cepat, agresif dan sangat mematikan , sedangkan madi adalah aliran silat yang terkenal dengan permainan bertahan (defense), main dalam jarak yang dekat bahkan menempel (napel) dan sasaran serang yang menuju ke titik-titik lemah dan mematikan di tubuh manusia.
Sabandar terdiri dari 5 Jurus, Kari mempunyai 9 jurus dan Kari mempunyai 6 jurus. Ke tiga aliran ini adalah rumus dasar dari bermacam-macam perguruan silat. Banyak permainan Silat yang mengandung unsur-unsur Sabandar Kari Madi, bukan mengandung jurusnya, tapi mengandung kaedah-kaedah dan filosofi Sabandar Kari Madi.
Di Indonesia banyak sekali perguruan silat yang mengadopsi kaedah Sabandar Kari Madi, tapi semuanya tidak ada yang mengenal seperti apa bentuk asli ketiga aliran ini. Beberapa perguruan mungkin ada yang mengenal bentuk asli Sabandar tapi hanya Sabandar saja, sedangkan bentuk asli Kari dan Madi, mereka hanya kenal sebatas kaedah tanpa tahu jurusnya.
Di Indonesia banyak sekali perguruan silat yang mengadopsi kaedah Sabandar Kari Madi, tapi semuanya tidak ada yang mengenal seperti apa bentuk asli ketiga aliran ini. Beberapa perguruan mungkin ada yang mengenal bentuk asli Sabandar tapi hanya Sabandar saja, sedangkan bentuk asli Kari dan Madi, mereka hanya kenal sebatas kaedah tanpa tahu jurusnya.
Wak Dudun adalah satu-satunya pesilat yang mewarisi Sabandar Kari Madi baik secara kaidah, filosofi dan jurusnya secara lengkap, beliau mendapatkan ilmu ini langsung dari Orang tuanya, aki Oha, seorang tokoh Maenpo Cianjur yang sangat terkenal.
Awalnya Aki Oha mengajarkan jurus 12 pada Wak Dudun,seperti Aki Oha mengajar murid-murid lainnya, bukan jurus 9 (Kari). Menurut Logika wak Dudun, kalau orang terkena jurus 12, tidak akan biru-biru badannya. Kenyataan yang terjadi adalah: setiap kali wak Dudun usik napel dengan Aki Oha, badan Uwak selalu Biru-biru. Hal ini mengundang rasa penasaran di hati uwak, sehingga uwak memberanikan diri bertanya pada Aki Oha. “Pak, kenapa saya kalau kena pukulan bapak, selalu biru-biru badannya, padahal kalau pake jurus 12, gak bakalan biru badannya, ini gak masuk akal!, gimana caranya supaya kalau saya mukul orang, badan orang itu bisa biru-biru?” demikian wak Dudun bertanya pada bapaknya.
Sejak saat itulah Aki Oha mulai mengajarkan jurus 9 pada Wak Dudun. Beliau mendapatkan ajaran yang keras dari bapaknya, berlatih dari mulai ba’da Isya sampe dengan menjelang subuh, setiap hari. Bahkan untuk jurus 1 saja, uwak harus menghabiskan waktu selama 1 tahun.
Wak Dudun adalah sesepuh maenpo Cianjur yang sangat disegani lawan dan kawan. Tidak banyak orang yang belajar maenpo ke Wak Dudun, ini dikarenakan maenpo yang diajarkannya adalah maenpo yang sangat keras, ditambah dengan cara mengajar Wak Dudun yang tidak mengenal tendeng aling-aling. Uwak bilang: “Kalau mau tau rasanya sambal, maka harus makan sambal”, kalau mau tau keampuhan Kari, maka harus ngerasain gimana ampuhnya pukulan Kari. Itulah yang membuat orang-orang yang belajar ke Uwak, rata-rata tidak pernah kembali lagi. Satu lagi alasan kenapa tidak banyak yang belajar maenpo ini adalah karena Wak Dudun sangat selektif memilih murid, dan dari murid yang terpilih, hanya segelintir yang bertahan.
Mengenai murid yang sedikit ini, bukan hanya wak Dudun saja yang mengalaminya, ternyata memang sejarahnya seperti itu. Aki Oha memiliki banyak murid, tapi yang di wariskan jurus 9 hanyalah 2 orang saja, yaitu Wak Dudun (putranya) dan Kang Dindin (Keponakannya). Aki Oha sendiri adalah satu-satunya Murid dari Aki Pe’I yang mewarisi jurus 9. Sebenarnya murid Aki pe’I banyak, tapi yang mewarisi jurus 9 hanyalah Aki Oha saja. Orang-orang bilang, Aki Oha adalah anak emasnya aki Pe’i.
Jurus
Jurus Kari adalah jurus yg dominan pada kecepatan, ketepatan dan keras, namun tetap ada unsur lemas dan tenaga ujung. Jurus kari banyak bermain dengan pukulan, sikutan, dengkulan dan dengan ciri khas kuda kuda rendah. Jurus kari ini ada 9, sabandar 5 dan madi 6 jurus.
Jurus Kari adalah jurus yg dominan pada kecepatan, ketepatan dan keras, namun tetap ada unsur lemas dan tenaga ujung. Jurus kari banyak bermain dengan pukulan, sikutan, dengkulan dan dengan ciri khas kuda kuda rendah. Jurus kari ini ada 9, sabandar 5 dan madi 6 jurus.
Filosofi Jurus
Cadu nyekel cadu kacekel, haram memegang dan haram kepegang. Menyiratkan bahwa pesilat kari tidak mau kepegang lawan dan tidak mau memegang lawan, pesilat Kari akan langsung menyerang pada titik2 lemah lawan.
Cadu nyekel cadu kacekel, haram memegang dan haram kepegang. Menyiratkan bahwa pesilat kari tidak mau kepegang lawan dan tidak mau memegang lawan, pesilat Kari akan langsung menyerang pada titik2 lemah lawan.
Pengalaman pribadi guru
- Saat itu wak dudun muda masih bekerja sebagai penjaga gudang. Datang pencoleng barang di gudang. Saat itu wak dudun abdullah sendiri dan melawan 15 orang, dan semuanya bisa di kalahkan, 8 orang tumbang, sisanya melarikan diri.
- Tersebut seorang jawara bernama Haji X. Haji X sudah melanglang buana utk berguru dan juga dia adalah seorang pendekar juga jawara. Saat itu dia mendatangi uwak dudun utk bertukar pengalaman dan di hadapi oleh uwak dudun. Dalam napel dengan uwak dudun, Haji X kalah. Lantas ketika sudah selesai, uwak meninggalkan tempat utk mengambil air putih dan membelakangi Haji X. Tanpa disangka Haji X menyerang dengan memukul wak dudun Abdullah dengan sekuat tenaga dari belakang. Berjarak hanya, kurang lebih 2 cm dari kepala wak Dudun, tiba2 wak dudun menoleh dan seketika itu juga Haji X mental dengan jauh dan keras, sehingga akhirnya Haji X mengakui kekalahan dan menjadi murid wak Dudun Abdullah.
- Pengalaman bertukar pengalaman terjadi lagi, saat itu wak Dudun Abdullah di datangi oleh seorang jawara silat yg memang sudah mengalahkan banyak jawara baik di jawa barat sampai banten. Namanya adalah Aki J. Dalam suatu pertemuan utk tukar pengalaman, Aki J napeul dengan wak dudun Abdullah, alih alih menggunakan jurus 3 dari Jurus andalan Aki J, malahan Aki J terkena pukulan dari jurus 2C kari-nya wak Dudun Abdullah. Rusuk yg terkena menimbilkan cedera parah yg di alami Aki J selama 2 minggu tanpa bisa bekerja (karena tidak bisa mengangkat tangan).
Pelatihan Alam atau menggunakan unsur alam
Pelatihan khusus di alam tidak ada tapi pelatihan yg menggunakan unsur alam ada beberapa, termasuk pengujian pemukulan bukan dari emukul sandsack tapi memukul batang pohon pisang, pukulan memutar seperti bentuk bor, bila pukulannya mengenai urat dari pohon itu, maka dalam bbrp hari pohon pisang itu akan mati.
Pelatihan khusus di alam tidak ada tapi pelatihan yg menggunakan unsur alam ada beberapa, termasuk pengujian pemukulan bukan dari emukul sandsack tapi memukul batang pohon pisang, pukulan memutar seperti bentuk bor, bila pukulannya mengenai urat dari pohon itu, maka dalam bbrp hari pohon pisang itu akan mati.
Memperkuat genggaman tangan dengan menggunakan jeruk nipis . caranya adalah meremas jeruk nipis tsb sampai hancur.
Silsilah
Bang Kari (tanggerang) -> Rd. H. Ibrahim -> Aki Pe’i -> Aki Oha -> Wak Dudun Abdullah dan Kang Dindin
Bang Kari (tanggerang) -> Rd. H. Ibrahim -> Aki Pe’i -> Aki Oha -> Wak Dudun Abdullah dan Kang Dindin